Pengawas Pastikan Kesiapan Dapur Katering Madinah

By Admin

nusakini.com--Lebih dari empat belas ribu jemaah haji Indonesia sudah berada di Madinah. Layanan katering pun sudah mulai diberikan sejak kedatangan kloter yang pertama.  

Selama di Madinah, jemaah haji Indonesia mendapatkan dua kali makan, siang dan malam, serta snack pagi berupa roti cruisan dan cup cake yang dibagikan bersamaan dengan distribusi makan malam. 

Kabid Katering Ahmad Abdullah mengatakan bahwa pihaknya sudah mengecek kesiapan seluruh perusahaan penyedia katering jemaah haji Indonesia. Menurutnya, layanan katering jemaah di Madinah disiapkan oleh tiga belas perusahaan katering.  

“Kami sudah cek kesiapan mereka. Secara umum seluruh perusahaan yang akan melayani gelombang pertama yang jumlahnya kurang lebih 100 ribu ini menyatakan siap,” terang Abdullah usai menengok proses produksi katering di Dapur Al Yasirah Al Arabiyyah, Madinah, Minggu (30/7). 

“Setiap hari kita melakukan pengecekan sebagai quality controlnya. Jangan sampai ada yang tidak standard karena ini demi kenyamanan dan keamanan jemaah,” sambungnya. 

Abdullah mengatakan bahwa ada sejumlah aspek yang dinilai dalam proses pengawasan katering, mulai dari proses produksi, pengolahan makanan, kebersihan packaging (higienis), dan proses distribusi. “Distribusi juga kita nilai apakah petugasnya sopan atau tidak dalam menyajikan karena jemaah adalah pelanggan,” tuturnya.

Pengecekan sampel juga dilakukan, kata Abdullah, untuk memastikan nilai rasa dan tingkat kematangan. Tidak luput dari pemeriksaan adalah gramasi (bobot) sajian makanan. “Kita sudah ada kontrak. Kalau kurang kita kasih teguran,” tegasnya. 

“Kita mencoba apa yang sudah menjadi kebijakan kita pertahankan sehingga kualitas menu makanan itu terjamin serta asupan gizi dan nutrisi jemaah juga terjamin,” tandasnya.

Dapur Al Yasirah Al Arabiyyah sudah dikontrak oleh Kementerian Agama dalam dua tahun terakhir. Kontrak perdana mereka pada tahun 2016 dengan paket penyediaan untuk 15ribu jemaah. “Karena kinerjanya baik, tahun ini ditambah menjadi 18ribu,” ujar Abdullah. 

Office Manajer Al Yasirah Al Arabiyah Donny Syarif mengatakan bahwa selama dua tahun bekerjasama, perusahaan tempatnya bekerja selalu mengkuti menu yang telah ditetapkan Kemenag. Alumni Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung ini mengaku selalu berusaha menjaga cita rasa masakan nusantara serta kesegaran makan yang akan disajikan kepada jemaah Indonesia. 

Sesuai dengan kontrak, Al Yasirah harus menyediakan makan malam dengan menu: nasi, satu protein (daging, ikan, ayam, atau telur), dan sayuran. Sedang untuk menu makan siang, terdiri dari: nasi, protein (2 jenis), dan sayuran. (p/ab)